Zhiang Zie Yie

 Seorang ibu telah ditangkap karena dicurigai melakukan pembunuhan dan diduga mengaku mencekik ketiga putrinya yang masih kecil dengan banta...

 Seorang ibu telah ditangkap karena dicurigai melakukan pembunuhan dan diduga mengaku mencekik ketiga putrinya yang masih kecil dengan bantal di flat mereka yang terbagi di Sham Shui Po.

Polisi kemarin mengatakan tersangka, 29, tidak memiliki riwayat penyakit mental. Laporan yang tidak diverifikasi mengklaim dia menderita depresi pasca melahirkan.

Wanita beretnis India itu sebelumnya mengatakan kepada polisi bahwa suaminya, seorang Pakistan, membunuh ketiga putri mereka dengan pisau.

Namun polisi mengatakan wanita itu kemudian mengakui dia telah membunuh gadis-gadis itu - yang berusia dua hingga lima tahun - setelah dokter di Pusat Medis Caritas tidak menemukan luka yang jelas.

Para dokter percaya gadis-gadis itu meninggal karena mati lemas.

Tak lama setelah pukul 11 ​​pagi, petugas masuk ke kamar terkunci di flat seluas 200 kaki persegi di 115 Kweilin Street dan menemukan gadis-gadis itu terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur.

Mereka dilarikan ke Pusat Medis Caritas, di mana mereka dinyatakan meninggal.

Sang ibu, diborgol dan ditutupi kerudung hitam, dibawa ke kendaraan polisi sekitar pukul 15.00.

Penyidik juga mengeluarkan beberapa bantal dan seprai dari kamar.

Noda darah dilaporkan terlihat di salah satu bantal dan di mulut dan hidung salah satu gadis. Inspektur Alan Chung Nga-lun dari unit kejahatan regional Kowloon West menuduh bahwa wanita tersebut mencekik ketiga putrinya dengan bantal di pagi hari dan menelepon ibunya bahwa dia telah membunuh mereka.

Adik laki-laki wanita itu menelepon polisi setelah menemukan flat itu terkunci.

Para korban diidentifikasi sebagai Bibi, dua, Raina, empat, dan Aayat, lima. Keluarga pindah ke alamat 11 bulan yang lalu dan hidup dalam kesejahteraan sosial.

Chung mengatakan tragedi itu mungkin karena masalah perkawinan karena wanita itu dan suaminya telah berpisah untuk sementara karena pihak ketiga.

"Tidak menutup kemungkinan tersangka tidak mau anak perempuannya diasuh orang lain. Semua itu akan masuk dalam penyelidikan kami," ujarnya.

Wanita itu dikatakan bertingkah tidak normal dan berbicara tidak jelas ketika dia makan malam dengan ibu, adik laki-laki, dan ketiga putrinya pada Minggu malam. Tidak ada obat yang ditemukan di flat.

Departemen Kesejahteraan Sosial mengatakan keluarga tersebut telah terdaftar sebagai kasus aktif di Pusat Layanan Keluarga Terpadu. Namun Chung mengatakan kasus itu sudah ditutup pada akhir tahun lalu.

Ayah gadis-gadis itu kemudian tiba di tempat kejadian untuk membantu penyelidikan polisi.

"Sejauh ini dari penyelidikan kami, kami belum menemukan bukti yang menunjukkan bahwa mereka bertengkar di pagi hari atau baru-baru ini. Kami yakin sang ayah sudah cukup lama tidak berhubungan dengan tersangka dan anak-anaknya," kata Chung.

Saudari suami mengatakan pasangan itu telah berpisah selama satu tahun dan berjuang untuk mendapatkan hak asuh anak. Pria itu kini tinggal bersama ibunya.

"Saudaraku [berjuang] untuk mendapatkan hak asuh dan kami sedang menunggu [keputusan] pengadilan," katanya.

Seorang pedagang asongan bermarga Wong mengatakan sangat menyayat hati melihat wajah-wajah muda yang tidak bergerak itu.

Departemen Kesejahteraan Sosial mengatakan "sangat prihatin" dengan kasus ini dan mendirikan loket di luar stasiun MTR Sham Shui Po untuk membantu mereka yang membutuhkan. Hotline konseling 24 jam 2343-2255 juga dibuka.

Otoritas Rumah Sakit juga mengatakan orang dapat menghubungi hotline kesehatan mental 24 jam di 2466-7350 tanpa membuat janji.

Berbicara kepada pers kemarin, Kepala Sekretaris Administrasi Eric Chan Kwok-ki mendesak orang tua untuk mencari bantuan. Dia menambahkan: "Kami berharap untuk mencoba yang terbaik, dengan tim kepedulian komunitas kami serta dukungan kepada etnis minoritas, untuk mencegah tragedi ini terjadi."

Sekretaris Urusan Dalam Negeri dan Pemuda Alice Mak Mei-kuen mengatakan pihak berwenang akan mengadakan pembicaraan komunitas selama beberapa hari ke depan.