Mengantarmu Dalam Dekapan

Apakah kalian tau rasanya ditinggalkan orang yang kalian cintai dalam dekapanmu? Apakah kalian tau rasanya mendengar nafas orang yang kalian...

Apakah kalian tau rasanya ditinggalkan orang yang kalian cintai dalam dekapanmu?

Apakah kalian tau rasanya mendengar nafas orang yang kalian cintai tak terasa lagi?

Apakah kalian tau rasanya berbisik pada orang yang kalian cintai untuk pergi jika memang sudah tak kuasa bersama?

*** 

Sebelas tahun lalu, di tanggal 23 Oktober 2011, Aku bertemu denganmu. Kamu membukakan pintu "selamat datang" untuku. Saat itu, Aku tak berfikir akan sejauh ini kita bersama. Tak pernah terpikir bahwa hatiku akan jatuh dan dalam mencintaimu. Sungguh ketika semua harus terpisah dengan cara seperti ini, Aku sangat kehilanganmu. 

Aku tak ingat kapan terakhir kali, kamu memanggil namaku. Yang ku ingat, hanya senyum dan tawamu beberapa hari sebelum kamu pergi. Suara itu seakan teringang setiap kali Aku duduk di kursi yang biasa Kamu tempati. Aku tau Kamu sudah cukup lelah. Pergi, mungkin adalah jalan terbaik untukmu. 

Mungkin di sana, Kamu tengah bertemu kembali dengan orang yang kamu cintai. Orang yang kamu panggil beberapa bulan terakhir setiap malam tiba. 

***

Sejak perubahan sikapmu sebulan terakhir. Aku sudah merasakan, kita mungkin tak lama lagi bisa bersama. Aku sudah banyak mencari tahu bagaimana jika kau tinggalkan. Tanda-tanda itu sudah Aku baca sepenuhnya, agar ketika hari itu tiba Aku siap kembali untuk kehilangan. 

Oh God, Aku manusia. Seberapa pun Aku berusaha untuk tetap bisa di tempatku berpijak. Rasanya luruh juga. Aku tak bisa, ini terlalu cepat dan tanpa pernah ku duga sama sekali. Kamu bahkan tak mengucapkan selamat tinggal untukku. Biasanya genggaman tanganmu yang selalu membuatku nyaman dan merasa tenang walau Kamu tak mampu berkata. Tapi ternyata tidak untuk hari itu. Kamu bahkan tak lagi merespon genggamanku. Tanganmu lemas dan tak ada daya sama sekali. 

Sore itu menjadi hari kelabu bagiku dan seisi rumah ini. Kamu pergi dalam dekapanku. Seberapa banyakku memanggilmu, namun kamu tak pernah lagi menjawab panggilanku. 

***

Kini, setidaknya Aku telah menunaikan janjiku sebelumnya. Mengantarmu ke surga. 2018 lalu, Aku pernah berjanji dan disaksikan jutaan pasang mata "tak kan pulang sebelum mengantarmu ke surga" Dan Aku telah memenuhinya sekarang.

Aku masih ingat betul bagaimana orang muslim sepertiku harus mengantarkan kerabatnya pergi. Mereka membersihkan semuanya. Aku bersyukur, melakukannya kepadamu Siang itu. 

Membersihkan kotoran dalam perutmu. Memandikanmu dengan bersih dan memberi wewangian seperti biasanya. Kamu pergi dalam keadaan yang bersih dan wangi. 

Mama, Mengantarmu dalam dekapanku, itu adalah salah satu momen yang tak bisa ku lupa. Bahkan sampai sekarang. Dan mungkin sampai kapan pun. Aku telah banyak mengantarkan orang pergi menuju-Nya. Tapi tak seperti Aku mengantarmu sore itu.

"Pergilah jika kau lelah. Aku ikhlas," bisikku kala itu. Dan Aku yakin Kamu pun mendengarnya. Karena tak berapa lama Kamu benar-benar pergi. Sore itu, di tanggal 23 Oktober 2022. Aku melepasmu dalam dekapanku. 

Dan hari ini 15 November 2022, di hari kedua puluh tiga setelah kepergianmu, Aku masih saja tak kuasa menahan sesak di dada. Tahun ini, sungguh menjadi tahun paling buruk. Tapi juga tahun kebaikan untukku. Ya, setidaknya, Aku harus tetap berfikir positif. Karena apapun pemberian dari Tuhan, semua adalah tentang kebaikan. Termasuk, kebaikan untuk melepasmu. 

Kemarin, hari ini dan esok. Aku akan berada di sisimu. Dan setelah itu, mungkin kita akan berpisah jauh. Karena Aku tak lagi ada di sini. Di dekatmu. Tapi yakinlah, Kamu akan tetap menjadi orang yang selalu ada di hatiku. 

Semua berawal dari Oktober dan berakhir di Oktober. Tak kusangka pula, satu tahun lalu, di 23 Oktober 2021, Aku mendapat paspor baru. Di 24 Oktober 2022, satu hari setelah kepergianmu, visa baruku turun. Ternyata Kamu tak bisa bersamaku untuk 1 tahun yang akan datang. 

Ah ya, Di awal kedatanganku Ke Hong Kong pun juga di bulan Oktober. Entah kenapa bisa sekebetulan ini.

"Tuhan punya cara yang tak pernah kita duga untuk mengingatkan kita akan kebesaranNYA"

Terima Kasih untuk sebelas tahun kebersamaan ini. Terima kasih sudah memberi pelajaran untukku. Perpisahan bukanlah hal yang mudah. Tapi Aku yakin, puncak tertinggi mencintai seseorang adalah melepaskan dengan ikhlas. Dan Aku telah siap untuk ikhlas sekarang. Selamat Jalan Mama. Semoga Kamu bertemu Yeye di Surga-NYA.