Risiko kanker membuat kilau jelek pada cat kuku

 Sekitar 70 persen cat kuku gel yang dijual di Hong Kong ditemukan mengandung zat penyebab kanker yang dilarang oleh Uni Eropa, menurut Dewa...

 Sekitar 70 persen cat kuku gel yang dijual di Hong Kong ditemukan mengandung zat penyebab kanker yang dilarang oleh Uni Eropa, menurut Dewan Konsumen.

Pengawas menguji 25 model cat kuku "soak off gel" yang berbeda, dan menemukan bahwa hampir 70 persen atau 17 model, mengandung setidaknya satu karsinogen: benzena, formaldehida, dan PAH - hidrokarbon aromatik polisiklik.

Pengujian dilakukan dengan mengacu pada EU Cosmetics Directive, yang menetapkan bahwa CMR - atau zat karsinogenik, mutagenik, atau toksik untuk reproduksi - adalah bahan kimia yang diklasifikasikan sebagai karsinogenik.

Pengujian difokuskan pada benzena, toluena, dan xilena, tiga pelarut organik yang biasa ditemukan dalam cat kuku, yang tergolong zat CMR.

Produk Madam Glam mengandung 0,26 mikrogram per kilogram benzena, yang dilarang di daratan untuk digunakan dalam kosmetik.

Orang dianjurkan untuk menghindari produk yang mengandung benzena karena dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, detak jantung cepat, meningkatkan risiko kanker dan merusak sistem saraf dan kekebalan tubuh dalam jangka panjang.

Semua sampel juga ditemukan mengandung toluena, dengan jumlah berkisar antara 1,6 hingga 47 mcg/kg. Meskipun memenuhi batas atas UE, toluena dapat membahayakan mata, kulit, hati, dan sistem saraf.

"Calon ibu dan ibu menyusui harus menahan diri dari menggunakan produk dengan toluena karena dapat menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar pada anak dan janin," kata Siu King-wai, kepala publisitas dan hubungan masyarakat.

Xylene terdeteksi pada 12 produk dengan kadar mulai dari 0,99 hingga 120mcg/kg.

Selain itu, 16 produk mengandung PAH, sedangkan naftalena, yang dilarang oleh UE, ditemukan dalam 13 model mulai dari 0,01 hingga 0,2mcg/kg.

Untuk produk tanpa zat terlarang, lima mendapat rating tertinggi, antara lain Bio Seaweed Gel, Behold, Presto Ledgel, Sweet Candy dan Essie.

Hasilnya telah diteruskan ke Bea dan Cukai untuk ditindaklanjuti.

Dewan tersebut juga menguji produk obat kumur dan memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan gigi bernoda akibat penggunaan jangka panjang.

Dari 32 produk obat kumur, 17 model gagal memberikan petunjuk penggunaan yang lengkap.

Survei mengungkapkan penggunaan jangka panjang obat kumur yang mengandung cetylpyridinium chloride atau chlorhexidine, yang memiliki fungsi bakterisidal tetapi dapat menodai gigi dan mempengaruhi indera perasa untuk beberapa orang.

Siu menambahkan bahwa obat kumur tidak dapat menggantikan pasta gigi, karena "cara terbaik dan paling efektif untuk membersihkan gigi adalah menyikat dengan benar, dan menggunakan benang dan sikat gigi secara bersamaan."