PENGAKUAN SEORANG PEKERJA RUMAH TANGGA ATAS KASUSNYA DI PENGADILAN HONG KONG

BERITA Seorang petugas berusia 56 tahun dari Departemen Layanan Kenyamanan dan Kebudayaan yang diadili karena penyerangan tidak senonoh dika...

BERITA

Seorang petugas berusia 56 tahun dari Departemen Layanan Kenyamanan dan Kebudayaan yang diadili karena penyerangan tidak senonoh dikatakan telah membawa seorang pembantu rumah tangga Indonesia dalam pelukannya dan berkata "biarkan tuan menciummu," pengadilan hakim West Kowloon mendengar kemarin.

Manajer rekreasi senior Bar Ting-ming mengaku tidak bersalah atas 13 tuduhan penyerangan tidak senonoh karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pembantu - disebut sebagai "X" - 13 kali di rumahnya di Pak Sha Tsuen, Yuen Long, antara 11 Maret dan 25 Juni, 2021.

X bersaksi di depan hakim Cheng Lim-chi, mengatakan dia mulai bekerja untuk keluarga Bar yang terdiri dari empat orang pada 15 Januari tahun lalu.

Dia mengatakan Bar melecehkannya secara seksual untuk pertama kalinya pada 11 Maret, ketika dia duduk di sebelahnya di kursi depan kendaraannya dan keduanya sedang menuju ke kantor agen tenaga kerja.

X mengatakan Bar meraih dan mencium tangannya saat mengemudi, dan juga mencium pipinya ketika mereka berhenti di belakang lampu merah.

Bar kemudian mengantar X pulang setelah dia mengambil kartu identitasnya, kata X, menambahkan bahwa selama perjalanan, Bar menyentuh perutnya dengan tangan kirinya dan bertanya, "apakah perutmu kenyang?"

Bar kemudian dikatakan telah menepikan mobil, membuka kedok wajahnya dan mencium kedua sisi pipi X.

Sekitar jam 11 keesokan harinya, Bar menyentuh paha X ketika mereka sedang duduk di sofa setelah dia baru saja mandi. X bangun karena dia merasa tidak nyaman dengan itu, tetapi Bar juga bangkit dan mengangkat X di kedua lengannya dan berkata, "Biarkan Tuan menciummu." X berkata dia pergi ke kamarnya segera setelah Bar menurunkannya.

Pada tanggal 24 Maret, ketika istri Bar tidak ada di rumah, X bertanya kepada Bar apakah ada pekerjaan yang perlu dilakukan. Bar, duduk di sofa, menarik X di depannya, memeluknya dan bertanya lagi, "Bisakah Tuan menciummu? ?" X berkata dia menggelengkan kepalanya, dan Bar kemudian melepaskannya.

Ketika X diminta oleh Bar untuk membersihkan bak mandi pada 10 April, Bar memasuki toilet, meletakkan kedua tangannya di pipinya dan mencium bibir dan pipinya selama sekitar satu menit.

Keesokan harinya, X, saat mencuci pakaian di luar rumah, berjalan ke toilet dan meletakkan teleponnya di sana, meninggalkannya dalam mode perekaman. Ketika dia mulai meninggalkan kamar mandi, Bar tiba-tiba datang dan menghalangi jalannya. Dia menahan X dengan bahunya dan menyentuh dagunya dengan tangannya sebelum mencium bibir dan pipinya lagi.

X kemudian mengirimkan video tersebut kepada teman-temannya dan menanyakan apakah video tersebut dapat diajukan sebagai bukti di pengadilan.

Meskipun X ingin berhenti dan mencari majikan lain, ia diberitahu oleh agennya bahwa visanya akan sulit disetujui oleh pihak berwenang dan bahwa X harus kembali ke Indonesia terlebih dahulu jika ia masih bersikeras untuk bekerja di tempat lain.

X melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia masih berutang kepada agen sekitar enam bulan biaya perantara pada waktu itu dan dia tidak ingin mengecewakan keluarganya. Tanpa pilihan lain, X terus bekerja untuk keluarga Bar. Dia juga menandatangani kontrak perjanjian kerahasiaan dan dikompensasikan dengan HK$3.000.

Namun, bahkan setelah X menandatangani dokumen, Bar terus melakukan pelecehan seksual, termasuk bergegas ke kamarnya, memeluknya dari belakang dan menciumnya dengan paksa, dia bersaksi.

Sumber : The Standard News