Tes PCR ditingkatkan menjadi seminggu sekali untuk staf panti jompo

 Sekitar 40.000 pekerja rumah perawatan akan diminta untuk melakukan tes reaksi berantai polimerase Covid-19 setiap minggu, dua kali lipat f...

 Sekitar 40.000 pekerja rumah perawatan akan diminta untuk melakukan tes reaksi berantai polimerase Covid-19 setiap minggu, dua kali lipat frekuensi dari persyaratan dua minggu saat ini karena pihak berwenang bersiap untuk peningkatan jumlah kasus.

Memang, jika wabah lokal terus berkembang, staf mungkin diminta untuk melakukan tes PCR setiap 48 jam sementara pengunjung akan diminta untuk menunjukkan tes PCR negatif yang diambil dalam waktu 48 jam dan ditusuk tiga kali lipat.

Kabar tentang tindakan itu datang ketika Hong Kong mencatat 3.256 kasus dan empat kematian kemarin. Otoritas kesehatan memperingatkan bahwa layanan medis publik dapat terbebani jika kasus terus meningkat.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Departemen Kesehatan, Departemen Kesejahteraan Sosial dan perwakilan dari sektor panti jompo kemarin, pihak berwenang mengatakan jumlah panti jompo yang mencatat wabah telah meningkat menjadi lebih dari 100 dalam beberapa hari terakhir.

Kemarin saja, tiga warga di tiga panti jompo dinyatakan positif, mendorong puluhan staf dan warga untuk dikarantina.

Grace Li Fai, anggota komite eksekutif Asosiasi Layanan Lansia Hong Kong, mengatakan bahwa selama pertemuan, "[pejabat] mengatakan pekerja panti jompo dapat membawa virus kembali ke rumah. Sebagai tindakan bijaksana, semua panti jompo pekerja harus mengikuti tes PCR setiap minggu."

Saat ini, semua pekerja harus melakukan tes cepat setiap hari - selain tes PCR setiap dua minggu - dan mengunggah hasilnya secara online.

Li mengatakan langkah baru itu kemungkinan akan berlaku hari ini.

Sedangkan untuk pengunjung, kata dia, saat ini hanya perlu divaksinasi ganda namun akan digalakkan.

"Mereka harus dites di pusat tes komunitas dalam 48 jam menjelang kunjungan mereka, divaksinasi tiga kali dan membuat pemesanan terlebih dahulu," katanya, menggambarkan kebijakan baru sebagai "jauh lebih ketat."

Namun, dia menambahkan, pihak berwenang akan mengizinkan "periode penyangga" sebelum persyaratan pengunjung berlaku untuk mengakomodasi mereka yang telah memesan kunjungan mereka untuk satu hingga dua minggu mendatang.

Saat ini, sekitar 30.000 staf merawat sekitar 60.000 penduduk di 793 panti jompo. Ada juga sekitar 17.200 penduduk cacat di 335 fasilitas perawatan, diawasi oleh 9.000 staf.

Pada puncak gelombang kelima pada bulan Februari dan Maret, hampir semua panti jompo di sini dilanda wabah yang luas, dengan puluhan ribu penduduk lanjut usia dan cacat dikirim ke rumah sakit di mana mereka tidak punya pilihan selain menunggu di koridor atau area luar karena untuk kekurangan ruang.

Antara 1 Januari dan 25 Mei, 52.775 penghuni panti jompo tertular Covid. Dari jumlah tersebut, 4.996 meninggal, yang merupakan lebih dari setengah dari jumlah kematian kota.

Berbicara lebih luas tentang kasus kemarin, Chuang Shuk-kwan dari Pusat Perlindungan Kesehatan mengatakan 3.019 kasus ditularkan secara lokal dan 237 diimpor, menambahkan 385 sekolah telah melaporkan 498 kasus pada 408 siswa dan 90 staf.

Dia mengatakan dia khawatir sistem perawatan kesehatan masyarakat akan kelebihan beban jika kasus terus meningkat tetapi pihak berwenang menambahkan tidak berencana untuk memperketat langkah-langkah jarak sosial karena "harganya terlalu tinggi" meskipun tidak ada ruang untuk relaksasi.